JakartaGreater.com – Washington beberapa waktu sebelumnya mengumumkan keputusannya untuk menangguhkan partisipasi Ankara dalam program F-35 internasional atas pembelian S-400 Rusia milik Rusia, dan menurut media Sputnik, Turki akan sepenuhnya dihapus dari proyek tersebut pada akhir Maret 2020.
Otoritas Turki sedang mempelajari proposal Rusia untuk pasokan pesawat tempur, kata Ismail Demir – Pemimpin Direktorat Industri Pertahanan Turki pada hari Senin.
Menurut Ismail Demir, Turki saat ini sedang mengevaluasi proposal dari Rusia. Turki masih harus mempelajari secara matang proposal jet tempur buatan Rusia dari sudut pandang keuangan, teknis dan strategis.
Selain terkait proposal pesawat tempur, Ismail Demir juga mengkonfirmasi bahwa penyebaran sistem rudal anti-pesawat S-400 Rusia di Turki sedang berlangsung.
Demir juga mencatat bahwa pengiriman batch kedua dari sistem pertahanan rudal S-400 Rusia mungkin tertunda melampaui jadwal 2020 yang direncanakan atas pembicaraan tentang berbagi teknologi dan produksi bersama.
Pada 22 Oktober, Dmitry Shugaev, Pemimpin Federal untuk Kerjasama Militer-Teknis, mengumumkan bahwa konsultasi sedang berlangsung mengenai kemungkinan pasokan pesawat tempur Su-35 dan Su-57, tetapi keputusan dari kontrak belum dibahas.
Pada 29 Oktober, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar membantah laporan bahwa Ankara akan membeli pesawat tempur Su-35 Rusia.
Moskow dan Ankara menandatangani perjanjian pinjaman untuk pasokan sistem pertahanan udara S-400 Rusia ke Turki pada September 2017. Rusia menyelesaikan pengiriman pertama komponen S-400 ke Turki pada akhir Juli 2019. Dengan tahap kedua pengiriman yang berakhir pada akhir September, Menteri Luar Negeri Cavusoglu mengatakan bahwa dia tidak mengesampingkan Ankara membeli batch tambahan S-400 jika perlu.
AS mengklaim bahwa sistem S-400 tidak kompatibel dengan senjata pertahanan udara NATO dan dapat membahayakan operasi jet tempur F-35. Washington telah berulang kali mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Ankara atas pembelian S-400 Rusia.