JakartaGreater.com – Pesawat tempur Angkatan Udara Bela Diri Jepang (JASDF) dan Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF) diterbangkan untuk mencegat dua pesawat pembom Tu-95MS Rusia, sebuah pesawat peringatan dini Beriev A-50 dan pesawat tempur multirole Sukhoi Su-35 yang melakukan penerbangan 10 jam di atas Laut Jepang dan Laut Cina Timur pada 27 November, rilis Kementerian Pertahanan Rusia dan dilansir oleh The Diplomat.
“Dua pembom strategis Tu-95MS dari Angkatan Udara melakukan penerbangan terencana di perairan netral Laut Jepang dan Laut Cina Timur,” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan. “Selama penerbangannya, pembom jarak jauh dikawal oleh jet tempur Su-35S dan pesawat pengintai radar jarak jauh A-50 milik Angkatan Udara Rusia. Penerbangan berlangsung lebih dari 10 jam.”
Kementerian Pertahanan juga mengakui bahwa pesawat tempur Jepang dan Korea Selatan mengawal pesawat Rusia sebagai bagian dari patroli udaranya di perairan Asia.
“Pada beberapa tahap rute penerbangan, awak pesawat Tu-95MS dibayangi oleh sepasang pesawat tempur F-15 dan F-16 dan pesawat tempur F-2 , ”tulis Kantor berita TASS mengutip pernyataan kementerian Rusia.
Kementerian Pertahanan Jepang mengkonfirmasi bahwa pesawat tempurnya mencegat dua pembom Tu-95MS hari ini.
Bulan lalu, jet tempur Jepang dan Korea Selatan melakukan pencegatan terhadap enam pesawat militer Rusia – termasuk dua pembom strategis Tu-95MS – yang memasuki zona Japan air defense identification zones (JADIZ) dan South Korean air defense identification zones (KADIZ) – (Zona identifikasi pertahanan udara tidak dianggap wilayah udara kedaulatan atau teritorial).
Menurut Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Republik Korea (JCS), itu menandai pelanggaran ke-20 KADIZ tanpa pemberitahuan sebelumnya oleh pesawat militer Rusia.
Pada bulan Juli, sebuah pesawat Beriev A-50 melanggar wilayah udara Korea Selatan. Menurut JSC (Joint Chiefs of Staff), pesawat itu dua kali memasuki wilayah udara Korea Selatan di atas pulau Dokdo. “Angkatan Udara Korea Selatan menerbangkan F-15K dan F-16K sebagai respons dan menembakkan 20 suar dan 360 peluru senapan mesin sebagai tembakan peringatan setelah A-50 konon mengabaikan peringatan radio yang berulang kali”. Rusia dengan keras menolak tuduhan bahwa pesawatnya telah melanggar wilayah udara Korea Selatan.
Insiden Juli terjadi selama patroli udara strategis gabungan pertama Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLAAF) dan Angkatan Udara Rusia di Asia Timur. Angkatan Udara Jepang juga mengirimkan jet tempur sebagai tanggapan terhadap patroli udara bersama untuk mencegat dan membayangi pesawat pembom Cina dan Rusia.