Jakartagreater.com – New Delhi – Tiga belas jet tempur India telah jatuh selama kurun waktu 2017-2018 hingga November 2019, dan dewan penyelidikan (BOI) telah ditugaskan untuk menyelidiki setiap kecelakaan, kata pemerintah India pada hari Rabu, lansir Livemint.
Ketika menjawab pertanyaan tentang insiden jatuhnya pesawat tempur maritim MiG-29 yang baru terjadi di Goa, Menteri Pertahanan Shripad Naik mengatakan, pesawat tersebut menabrak sekawanan burung setelah lepas landas dari pangkalan angkatan laut Dabolim dan terbakar saat jatuh.
Dia mengatakan upaya untuk menyelamatkan pesawat tidak berhasil karena kerusakan dan ketinggian rendah. Tidak ada korban jiwa atau kerusakan properti di darat, kata Menteri Pertahanan India.
“Tiga belas pesawat tempur telah jatuh selama periode 2017-18 hingga November 2019. Setiap kecelakaan diikuti penyelidikan oleh Dewan Penyelidikan atau Pengadilan Penyelidikan yang memeriksa penyebab kecelakaan dan menyarankan tindakan perbaikan untuk menghindari kecelakaan serupa terjadi di masa mendatang. “
“Rekomendasi ini diedarkan ke semua unit operasi untuk diimplementasikan,” katanya.
Menanggapi pertanyaan lain Menteri Naik mengatakan, 21 orang tewas dan 19 lainnya luka-luka di tempat latihan tembak yang berlokasi di Tamulpur Patkijuli di Assam.
“Semua kasus kematian atau cedera telah diselidiki secara menyeluruh oleh tentara dan telah ditemukan bahwa dalam semua kasus kecelakaan yang mengakibatkan kematian atau cedera adalah karena warga sipil secara ilegal memasuki wilayah tersebut selama penembakan, tanpa memberitahu polisi, administrasi sipil atau unit tentara.”
“Karena itu, warga sipil tidak bisa menuntut tanggung jawab kompensasi,” katanya.
Membalas pertanyaan tentang rudal Spike Long Range, Kementerian Pertahanan India telah memesan sistem rudal anti tank Spike Long Range (LR), sebuah sistem rudal portabel generasi ke-4 yang dapat menghancurkan target dalam mode ‘Fire & Forget dan Fire, Observe & Update ‘, yang akan meningkatkan fleksibilitas operasional dan kemampuan bertahan personel militer.
“Sistem seeker mode ganda dari sistem ini memungkinkan tembakan yang tepat baik di siang dan malam hari. Sistem ini juga memiliki kemampuan serangan pada bagian atas untuk meningkatkan daya mematikan rudal terhadap target tank,” katanya.
Israel, Jerman, Spanyol adalah di antara pengguna dari sistem anti tank Spike LR Generasi ke-4.
Cina diperkirakan telah mengembangkan sistem rudal anti tank portabel Generasi ke-3 sementara Pakistan belum memiliki kemampuan seperti itu.