Jakartagreater.com – Kementerian Pertahanan Rusia telah membantah laporan yang diterbitkan oleh media online Israel DEBKAfile, yang menyatakan pembom strategis jarak jauh Tupolev Tu-22M3 Rusia (nama pelaporan NATO “Backfire”) terbang melalui wilayah udara Iran baru-baru ini dalam perjalanan dari pangkalannya di Rusia ke Suriah, lansir Sputnik.
“Informasi dari salah satu sumber Internet Israel tentang dugaan penerbangan pembom Rusia di wilayah udara Iran adalah palsu”, kata Kementerian Pertahanan Rusia.
Outlet media Israel mengklaim para pembom terbang dari pangkalan Rusia untuk melakukan serangan bom di Suriah dan rute itu diduga dipilih karena merupakan rute paling singkat.
Tu-22M3 adalah modifikasi ketiga dari pembom strategis jarak jauh supersonik dengan sayap ayun variabel, yang dikembangkan kembali pada tahun 1970-an dan telah beroperasi dengan Angkatan Udara Rusia hingga hari ini.
Rusia menerjunkan 14 unit pembom Tu-22 dalam operasi di Suriah sejak tahun 2015. Pesawat strategis ini mampu membawa rudal dan bom seberat 12 ton dan mampu terbang jarak jauh hingga 2.400 kilometer.
Di Suriah, pembom-pembom ini telah digunakan untuk melakukan serangan terhadap kelompok-kelompok militan di Surian dan berkoordinasi dengan pasukan Suriah yang melakukan operasi di darat.