Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Project Kapal Selam Taiwan Terganggu Virus Corona

Taipei, Jakartagreater.com – Wabah virus korona (COVID-19) telah merambah ke pasar keuangan global, ekonomi dan yang mengejutkan juga menghambat proyek kapal selam diesel (indigenous diesel submarine – IDS) asli Taiwan, karena puluhan konsultan asing ditolak oleh hotel atau dilarang memasuki Taiwan setelah larangan baru pada pendatang asing, lansir Taiwannews.

Untuk menghadapi ancaman militer China yang semakin meningkat, Taiwan berencana untuk membangun delapan kapal selam diesel-elektrik untuk menggantikan empat kapal selam tua milik Angkatan Laut Taiwan.

Bulan Mei tahun lalu, Taiwan meratakan tanah di galangan kapal di Kaohsiung untuk memproduksi kapal selam. Fasilitas ini dijadwalkan selesai pada akhir Mei tahun ini, dengan konstruksi pada satu kapal selam akan dimulai pada 1 Juni.

Ada hingga 30 konsultan teknik yang dikontrak Taiwan dari Jerman, Italia, Inggris, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea tiba pada awal Maret untuk ikut ambil bagian di berbagai bagian proyek, lapor Up Media. Mereka akan memberikan saran teknis kepada tim Taiwan untuk membangun kapal selam dari awal.

Namun, kamar hotel yang dikonfirmasikan oleh konsultan asing ditolak ketika mereka tiba dengan paspornya dan staf hotel menemukan bahwa mereka berasal dari negara-negara yang terdaftar sebagai daerah berisiko tinggi. Untuk membantu mereka menemukan akomodasi, perusahaan pembuat kapal Taiwan CSBC buru-buru menyewa sebuah hotel bisnis kecil sehingga para konsultan dapat menjalani karantina sendiri di kamar masing-masing.

Meski para konsultan asing berada di bawah karantina hotel selama 16 hari, mereka masih akan memberikan bantuan teknis kepada tim pembuat kapal selam lokal melalui video call untuk memastikan tidak ada penundaan dalam proyek.

Sedangkan bagi mereka yang belum masuk ke Taiwan, beberapa dilaporkan telah menunda perjalanan mereka. Selain itu, peralatan buatan Eropa yang diperlukan untuk pembuatan kapal selam kemungkinan tidak akan dikirimkan pada tanggal 31 Mei sebagaimana dijadwalkan.

Central Epidemic Command Center (CECC) Taiwan pada hari Rabu (18 Maret) mengumumkan bahwa ketika kasus-kasus coronavirus Wuhan (COVID-19) terus meningkat, semua pengunjung asing akan dilarang memasuki negara itu, dan semua kedatangan di Taiwan harus menjalani Karantina 14 hari efektif Kamis (19 Maret). Hanya orang asing yang memegang Alien Resident Certificate (ARC), pejabat diplomatik, dan pebisnis dengan izin masuk khusus yang diizinkan masuk ke Taiwan.

Share:

Penulis: