Moskow, Jakartagreater.com – Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu membahas bantuan kemanusiaan ke Suriah dengan Presiden Bashar Assad selama perjalanan ke Damaskus pada hari Senin, 23-03-2020. Pesawat Shoigu dikawal melalui wilayah udara Suriah oleh jet tempur Rusia Sukhoi Su-35S, dirilis Sputniknews.com.
“Atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Rusia Jenderal Sergei Shoigu melakukan perjalanan ke Suriah untuk kunjungan kerja. Sergei Shoigu disambut di Damaskus oleh Presiden Suriah Bashar Assad”, kata Kementerian Pertahanan.
“Mereka membahas topik yang berkaitan dengan kontribusi kemanusiaan Rusia kepada rakyat Suriah, yang menderita akibat sanksi Barat yang ketat, serta membangun kembali potensi ekonomi Suriah dengan bantuan para ahli Rusia”, pernyataan itu menambahkan.
Pembicaraan mereka juga mencakup upaya untuk memastikan gencatan senjata di provinsi bergolak Idlib dan menciptakan stabilitas di Suriah secara keseluruhan.
“Mereka membahas hal-hal yang terkait dengan menjamin gencatan senjata abadi di zona eskalasi Idlib, menstabilkan situasi di bagian lain Suriah, serta berbagai aspek kerja sama industri pertahanan dalam perang bersama melawan terorisme internasional”, kata kementerian itu.
Ketegangan meningkat di kawasan itu, di tengah serangan Suriah untuk menguasai kantong wilayah terakhir yang tersisa di wilayah yang dipegang oleh organisasi teroris Hayat Tahrir al-Sham (sebelumnya dikenal sebagai Jabhat al-Nusra).
Pasukan Suriah menembaki pos pengamatan Turki pada 3 Februari 2020, menewaskan tujuh personel dan satu kontraktor sipil. Hal ini menyebabkan serangan tit-for-tat dengan pasukan Turki mengklaim bahwa ratusan tentara Suriah telah “dinetralkan.”
Pada tanggal 5 Maret 2020, Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, membuat kesepakatan untuk berkomitmen mengurangi kekerasan di Idlib.
Kedua pihak menegaskan kembali komitmen mereka pada format Astana dari pembicaraan penyelesaian Suriah dan mengumumkan pengenalan gencatan senjata di Idlib mulai tengah malam pada 6 Maret 2020 dan dimulainya kembali patroli militer bersama Rusia dan Turki.