Jakartagreater.com – China meminta Prancis untuk membatalkan kontrak penjualan persenjataan dengan Taiwan, dan memperingatkan bahwa kesepakatan dengan Taiwan dapat membahayakan hubungan diplomatik antara Paris dan Beijing, lansir Barrons.
Angkatan laut Taiwan mengatakan bulan lalu akan meningkatkan sistem kombinasi pada rudal Lafayette buatan Prancis yang sudah berusia 25 tahun, yang penjualannya tiga dekade lalu telah menimbulkan ketegangan diplomatik Cina dan Prancis.
Media Taiwan mengatakan kesepakatan itu bernilai lebih dari Tw $ 800 juta (US$ 26,8 juta) untuk membeli decoy launcher Dagaie MK2 dari group DCI Prancis.
Sebuah sumber yang dekat dengan masalah itu mengatakan kepada AFP bahwa Kementerian Pertahanan Taiwan memiliki kontrak untuk memodernisasi enam fregat buatan Perancis.
“China telah menyatakan keprihatinan mendalam kepada Prancis,” kata Kementerian Luar Negeri di Beijing kepada AFP.
“Kami menentang semua penjualan senjata atau pertukaran militer dan keamanan dengan wilayah Taiwan,” katanya.
“Kami mendesak Prancis untuk membatalkan penjualan senjata yang direncanakan ini ke Taiwan untuk menghindari kerusakan hubungan Tiongkok-Prancis.”
Prancis menjual enam fregat ke Taiwan seharga US$ 2,8 miliar pada tahun 1991, yang menyebabkan pembekuan hubungan diplomatik antara Paris dan Beijing.
Beijing masih mengklaim pulau yang memerintah sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya menunggu penyatuan kembali, dengan kekerasan jika perlu, meskipun kedua pihak telah memiliki Pemerintahan secara terpisah selama lebih dari tujuh dekade.