Jakartagreater.com – China mengoperasikan armada pesawat tempur Flanker dan tiruannya dalam jumlah besar di dunia, bahkan mungkin lebih besar dari Rusia. Armada Flanker Su-27 dan Su-30 menjelma menjadi J-15, J-16 dan J-11B. Selain itu China juga diperkuat Flanker terbaru, 24 unit Su-35 yang dibeli dari Rusia dalam kontrak senilai US$ 2.5 milyar.
Sebulan lalu, dilaporkan Rusia kembali menawarkan penjualan lebih banyak Su-35 ke China dan media China melaporkan bahwa Beijing mungkin menerimanya. Menurut kantor berita Rusia TASS. “Kami mengharapkan tanggapan dari China atas tawaran kami untuk membeli senjata modern dan peralatan militer yang diproduksi di Rusia, termasuk sejumlah tambahan jet tempur Su-35,” kata agen ekspor senjata Rusia kepada TASS sebulan lalu.
Dua hari kemudian, saluran televisi militer Cina melaporkan bahwa Beijing dapat membeli lebih banyak Su-35 untuk menggantikan armada pesawat yang lebih tua. China memiliki sekitar 3000 pesawat – kira-kira seukuran Angkatan Udara AS – termasuk 1.700 pesawat tempur. Tetapi banyak yang ketinggalan jaman yang berasal dari era Perang Dingin, termasuk beberapa ratus salinan dari MiG-21 Rusia.
Meski sudah mampu memproduksi pesawat tempur generasi lima J-20, kemungkinan pembelian tambahan Su-35 oleh China masih menjadi pertanyaan oleh para analis militer.
Su-35 China kemungkinan akan menjadi tandem J-20, yang akan berperan sebagai pesawat tempur eksekusi karena dilengkapi 14 cantelan persenjataan untuk beragam rudal udara-ke-udara, bom dan rudal udara-ke-permukaan. Mirip dengan AS yang mengkombinasikan pesawat tempur generasi 4 seperti F-15 dengan pesawat tempur generasi lima F-35 atau F-22 Raptor.
Dibanding dengan J-20, pesawat tempur Su-35 hamya memiliki kekurangan pada desain stealth, namun lebih unggul pada mesin vectoring 3 dimensi untuk kemampuan ‘supermaneouvrability. Selain itu Su-35 memiliki kelebihan pada perangkat pelacakan inframerah dan sistem peperangan elektronik yang tidak dimiliki oleh J-20, manjadikan kombinasi Su-35 dan J-20 menjadi duet yang lebih flesibel dan sulit dikalahkan.(MilitaryWatchMagazine/NationalInterest)