Jakartagreater – Presiden AS Donald Trump mengirimkan simpatinya kepada orang-orang Libanon pada hari Selasa 4-8-2020, menyusul ledakan di Beirut yang telah menewaskan banyak orang. Namun, presiden menyebutnya sebagai “serangan,” yang bertentangan dengan pernyataan pemerintah Libanon bahwa itu adalah kecelakaan industri, dirilis Sputniknews.com.
Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Selasa bahwa ia mengirim “simpati terdalam Amerika kepada rakyat Lebanon” setelah ledakan di Pelabuhan Beirut, yang telah menewaskan sedikitnya 73 orang dan melukai ribuan lainnya.
https://twitter.com/joshscampbell/status/1290778243419779077?s=20
“Doa kami ditujukan kepada semua korban dan keluarga mereka,” kata Trump, menunjukkan bahwa AS “siap membantu.” “Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan rakyat Lebanon dan kami akan berada di sana untuk membantu,” katanya.
Stunning video shows explosions just minutes ago at Beirut port pic.twitter.com/ZjltF0VcTr
— Borzou Daragahi 🖊🗒 (@borzou) August 4, 2020
“Sepertinya serangan yang mengerikan.” Ketika seorang reporter meminta klarifikasi atas pernyataan itu, Trump berkata, “itu semacam bom.”
“Itu akan terlihat seperti (serangan) yang didasarkan pada ledakan. Saya telah bertemu dengan beberapa Jenderal besar kita dan mereka sepertinya merasakan itu. Ini bukan semacam peristiwa manufaktur jenis ledakan. Ini adalah sepertinya, menurut mereka, mereka tahu lebih baik daripada saya, tetapi mereka tampaknya berpikir itu adalah serangan, “lanjutnya.
Explosions, shockwaves, screaming children and panic in a Beirut neighborhood pic.twitter.com/EvnJPuoKuc
— Borzou Daragahi 🖊🗒 (@borzou) August 4, 2020
Sebelumnya, Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan ledakan itu disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang dibiarkan tidak aman di gudang dekat pelabuhan selama lebih dari 6 tahun.
“Saya tidak akan beristirahat sampai kita menemukan orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi, untuk membuatnya bertanggung jawab dan menjatuhkan hukuman paling berat,” kata Hassan Diab.
Another view of the explosion from the sea. pic.twitter.com/L7n1N6swpQ
— Borzou Daragahi 🖊🗒 (@borzou) August 4, 2020
Hassan Diab juga telah mendesak Presiden Libanon Michel Aoun untuk mengumumkan keadaan darurat untuk dua minggu ke depan. Dewan pertahanan tertinggi telah menyatakan Beirut sebagai kota yang dilanda bencana. Hari Rabu telah dinyatakan sebagai hari berkabung nasional di Libanon.
Sebanyak 73 orang tewas dan ribuan lainnya terluka akibat dua ledakan besar yang mengguncang Beirut. Ledakan di kawasan pelabuhan itu mengguncangkan seluruh ibu kota dan mengguncang bangunan serta menebarkan kepanikan di antara warganya.