Jakartagreater.com – Boeing sedang menguji pesawat tempur Super Hornet terbaru dengan meluncurkannya dari ‘ski-jump’, sebagai bagian dari penawaran Boeing kepada Angkatan Laut India.
Raksasa kedirgantaraan Amerika Serikat ini dianggap sebagai salah satu pelopor kontrak untuk memasok 57 jet tempur Angkatan Laut India untuk beroperasi di kapal induk, lansir The Week.
Boeing menanggapi request for information dari Angkatan Laut India dengan menawarkan pesawat tempur F / A-18 E / F Super Hornet untuk kontrak pada tahun 2017. Kontrak tersebut kemudian diperkirakan bernilai setidaknya US$ 6,6 miliar.
Boeing menawarkan kepada Angkatan Laut India versi terbaru dari Super Hornet, yang disebut Super Hornet Block 3. Super Hornet Block 3 dilengkapi sistem elektronik yang lebih canggih, display system dan peningkatan kapasitas bahan bakar. Super Hornet Block 3 juga ditawarkan kepada Angkatan Udara India.
Pada hari Selasa, Boeing mengkonfirmasi bahwa pihaknya sedang melakukan tes untuk peluncuran ‘ski-jump’ Super Hornet di pangkalan Angkatan Laut AS di Patuxent River di Maryland.
Angkatan Laut AS menggunakan ketapel untuk meluncurkan pesawat, seperti Super Hornet dari kapal induknya. Sebuah ketapel memberikan momentum tambahan pada pesawat, memungkinkannya lepas landas dengan berat maksimum dari sebuah kapal induk, yang memiliki landasan pacu lebih pendek dibandingkan landasan pacu lapangan terbang.
Tetapi ketapel mengharuskan sstem pembangkit listrik tinggi yang biasanya tidak tersedia pada kapal induk bertenaga non-nuklir, seperti yang akan digunakan Angkatan Laut India di masa mendatang.
Kapal induk Angkatan Laut India yang ada, INS Vikramaditya dan Vikrant yang sedang dibangun, memiliki sistem peluncuran ski-jump. Ski-jump adalah lempengan melengkung di ujung landasan yang memaksa pesawat terbang ke atas tanpa mencapai kecepatan maksimum.
Situs web pesawat tempur siluman F-35 AS menjelaskan lompatan ski sebagai peluncuran secara bersamaan “pesawat ke atas dan ke depan, memungkinkan pesawat lepas landas dengan bobot lebih berat dan kecepatan akhir lebih lambat daripada sistem peluncuran horizontal tanpa bantuan”.