Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Turki Sewa Pelobi di Washington Untuk Lancarkan Penjualan Helikopter ATAK

Jakartagreater.com – Turki telah menyewa sebuah firma hukum di Washington untuk melobi dengan pemerintah AS agar mendapatkan izin ekspor penjualan helikopter ATAK senilai US$ 1,5 miliar ke Pakistan. Menurut media Ahvalnews, Turki khawatir dengan terus tertundanya penjualan helikopter tempur ke Pakistan, lansir Defenseworld.

Helikopter ATAK T-129 menggunakan tenaga dua mesin T800-4A yang diproduksi oleh LHTEC, perusahaan patungan antara perusahaan Honeywell Amerika Serikat dan perusahaan Rolls-Royce dari Inggris. AS dilaporkan menahan izin ekspor untuk mesin helikopter LHTEC.

Pakistan sendiri dikabarkan memberi waktu selama satu tahun kepada Turki untuk bisa memberikan kepastian pengiriman 30 helikopter tempur ATAK. Sebagaimana dinyatakan oleh Ismail Demir, Wakil Menteri Industri Pertahanan Turki pada 6 Januari 2020, “Pakistan telah setuju untuk memberi kami satu tahun lagi. Kami berharap dapat segera mengembangkan mesin asli kami untuk menggerakkan T129. Setelah satu tahun, Pakistan mungkin puas dengan tingkat kemajuan dalam program mesin kami, atau AS dapat memberi kami lisensi ekspor. ”

Pada Juni tahun ini, pabrikan TAI mengungkap prototipe mesin buatan dalam negeri untuk helikopter ATAK T-129, namun dengan mengunakan pelobi di Washington memperlihatkan bahwa mesin baru mungkin tidak akan mencapai tenggat waktu 1 tahun dari Pakistan yang hanya tinggal 5 bulan lagi.

Pada tahun 2018, TAI menandatangani perjanjian senilai US$ 1,5 miliar untuk menjual 30 helikopter T129 yang dianggap sebagai kesepakatan ekspor senjata tunggal terbesar Turki. Pakistan tetap memiliki opsi untuk membeli helikopter serang Z-10 buatan China jika kesepakatan Turki tidak terwujud.

Sesuai dengan Undang-undang Kontrol Ekspor Senjata AS mengharuskan Gedung Putih memberi tahu Kongres tentang penjualan senjata yang melebihi US$ 25 juta. Pemberitahuan tersebut memungkinkan anggota Senate Foreign Relations Committee (SFRC) dan House Foreign Affairs Committee ( (HFRC) berkesempatan untuk meneliti kesepakatan pertahanan dan menunda penjualan yang tidak menyenangkan.

Minggu lalu, Defensenews melaporkan bahwa anggota SFRC dan HFRC telah menahan penjualan peralatan militer ke Turki termasuk penjualan jet siluman F-35, peningkatan jet tempur F-16 dan kesepakatan mesin T-129 sebagai hukuman bagi Turki yang membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.

Share:

Penulis: