Jakartagreater – Venezuela akan melanjutkan kerja sama militer dengan Rusia, China, dan Iran meskipun ada rencana untuk mengembangkan sistem persenjataannya sendiri, kata Presiden Nicolas Maduro, Jumat 25-9-2020. Dirilis Sputniknews.com.
Sebelumnya pada hari itu, Maduro berbicara pada peringatan 15 tahun Operasi Komando Strategis Venezuela, menyatakan bahwa negarany berencana untuk membuat senjatanya sendiri dan mengumumkan bahwa dewan militer dan ilmuwan khusus sedang dibentuk untuk tujuan itu.
“Kami memiliki semua yang kami butuhkan untuk menciptakan sistem persenjataan kami sendiri, sambil melanjutkan kerja sama dengan Rusia, China, Kuba, Iran, dan seluruh dunia. Kami akan terus menerima dari mereka ilmu pengetahuan, teknologi, terkait senjata, dan tentu saja, bantuan strategis, tapi kita harus bergerak menuju kemerdekaan, “kata Maduro.
Rusia dan Venezuela telah menikmati hubungan yang sangat baik selama beberapa dekade, dengan Moskow menjadi salah satu pemasok utama senjata dan teknologi militer Caracas.
Pada hari Senin 21-9-2020, Amerika Serikat memberlakukan sanksi tambahan terhadap Maduro atas kerjasamanya dengan Iran. Menurut Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, “selama hampir 2 tahun, pejabat di Teheran telah bekerja dengan rezim di Venezuela untuk mencemooh embargo senjata PBB.”
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Venezuela mengatakan bahwa Caracas menganggap sanksi baru AS terhadap presiden negara itu sebagai bentuk agresi, menambahkan bahwa Gedung Putih tidak dapat mencegah negara tersebut untuk membangun hubungan perdagangan dan ekonomi dengan Iran.
Beberapa anggota komunitas internasional, terutama AS, telah menjatuhkan sanksi terhadap Venezuela selama beberapa tahun terakhir. Tindakan hukuman lebih lanjut diberlakukan setelah protes 2019 yang membuat pemimpin oposisi Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai pemimpin sementara. Rusia, China, dan Turki, antara lain, telah mendukung Nicolas Maduro sebagai presiden sah Venezuela.
Banyak dari sanksi Barat yang menargetkan perusahaan minyak dan gas Venezuela, Petroleos de Venezuela, dan anak perusahaannya, dalam upaya untuk menyita aset bahan bakar fosilnya yang sangat besar dan mencegah perusahaan tersebut menyelesaikan transaksi.