Jakartagreater.com – China yang dalam beberapa tahun terakhir mencoba mengejar ketertinggalan AS dalam desain dan produksi pesawat tempur generasi terbaru, mengikuti angkatan udara Amerika dalam pengembangan jet tempur generasi keenam selama beberapa tahun, menurut sebuah laporan media, lansir HindustanTimes.
Amerika memimpin dunia dalam jet tempur generasi keenam dengan Angkatan Udara AS mengatakan telah menerbangkan prototipe – tonggak sejarah yang masih membutuhkan waktu bertahun-tahun lagi bagi China, lapor South China Morning Post yang berbasis di Hong Kong.
AS memiliki dua pesawat tempur generasi kelima dalam pelayanan, yakni Lockheed Martin F-22 dan F-35, keduanya dilengkapi teknologi stealth, kecepatan jelajah supersonik, kemampuan manuver super dan avionik superior.
Meski tertinggal dalam pengembangan mesin pesawat, China telah menghasilkan berbagai pesawat tempur generasi baru, di antaranya pesawat tempur siluman J-20 yang secara resmi dinyatakan sebagai jet tempur generasi keempat oleh China.
Sebagian besar jet canggihnya sebagian besar terdiri dari pesawat tempur Sukhoi buatan Rusia, termasuk Su-27, Su-30KK dan Su-35S, selain J-15 yang secara khusus dikembangkan untuk beroperasi dari geladak kapal induk yang sedang dikembangkan oleh China.
China saat ini memiliki satu kapal induk, Liaoning, sebuah reparasi kapal era Soviet yang ditugaskan pada tahun 2012 dan kapal induk kedua yang dikembangkan dalam negeri, Shandong, sedang menjalani uji coba laut sementara yang ketiga sedang dibangun.
Laporan media resmi mengatakan China berencana memiliki enam kapal induk.
Meski berfokus pada peningkatan avionik, pesawat generasi baru China sebagian besar mengandalkan mesin Rusia.
Selain itu, China yang membantu sekutunya Pakistan, bersama-sama memproduksi jet tempur JF-17, baru-baru ini meningkatkannya dengan versi baru Block-3.
Jet tempur JF-17 yang ditingkatkan memiliki sebagian teknologi pesawat tempur siluman J-20 yang melakukan penerbangan perdananya awal tahun ini di kota Chengdu, China.
JF-17 Thunder, yang sebelumnya disebut sebagai FC-1 Xiaolong, sebelumnya adalah pesawat tempur ringan multi-peran bermesin tunggal yang diproduksi bersama oleh kedua negara selama beberapa tahun dengan mesin yang dipasok oleh Rusia.
Proyek pesawat tempur generasi kelima China dimulai pada tahun 1997, tetapi baru pada 2011 Chengdu J-20 melakukan penerbangan pertamanya, dan 2017 ketika memasuki layanan.
Wang Haifeng, kepala perancang Grup Industri Pesawat Chengdu, yang membuat J-20, mengkonfirmasi sebelumnya bahwa China telah mulai mengerjakan pesawat tempur generasi berikutnya.
“Kami telah memilih dan melengkapi beberapa fitur teknologi sejalan dengan berbagai skenario perang,” kata Wang yang dikutip oleh Post.
“Saya yakin pada 2035 atau sebelumnya Anda akan melihat upaya ini diwujudkan menjadi senjata ampuh untuk mempertahankan wilayah udara kami,” katanya.
Fitur jet tempur masa depan masih belum diketahui, tetapi Wang mengatakan pesawat tersebut dapat dilengkapi penerapan kecerdasan buatan, deteksi siluman ekstrim dan omnidirectional.
Ia juga menyebut senjata laser, mesin yang dapat beradaptasi sendiri, dan senjata hipersonik sebagai teknologi yang berpotensi mengubah masa depan peperangan.
Selain AS dan China, Rusia sedang mengerjakan pesawat tempur generasi keenam, menguji beberapa teknologinya pada Su-57.
Selain itu, Inggris dan BAE dilaporkan melakukan uji terowongan angin pesawat tempur generasi enam Tempest pada Agustus dan diharapkan siap terbang pada tahun 2035.