Sebagai bagian dari latihan NATO yang dirancang untuk mempersiapkan aliansi untuk perang nuklir, militer Jerman berpartisipasi dalam latihan yang mensimulasikan cara mengangkut dan menggunakan senjata nuklir AS dengan benar. Penghentian perjanjian INF dan kemungkinan tidak diperpanjangnya juga perjanjian NEW START menyebabkan Rusia tidak nyaman dengan latihan ini.
Menurut laporan pers Jerman, latihan NATO, dengan nama sandi “Steadfast Noon”, berlangsung di Pangkalan Udara Norvenich di Rhine-Westphalia Utara, lansir M5 Dergi.
Sebagai bagian dari latihan, Angkatan Udara Jerman mengangkut senjata nuklir dari fasilitas penyimpanan bawah tanah, serta memasang hulu ledak mematikan di pesawat. Namun, penerbangan pelatihan yang diselenggarakan selama latihan dilakukan di pesawat tanpa bom sungguhan.
Pasukan Belanda, Belgia dan Italia juga ambil bagian dalam latihan ini.
Militer AS diduga menggunakan Pangkalan Udara Norvenich sebagai tempat penyimpanan alternatif bom hidrogen B61.
Pelatihan ini bersamaan dengan latihan Resilient Guard yang dilakukan oleh Angkatan Udara Jerman di Pangkalan Udara Buchel, menggunakan sistem pertahanan rudal “Patriot” buatan AS.
Sebagai bagian dari latihan Resilient Guard, ada latihan untuk melindungi Pangkalan Udara Buchel dari serangan.
Meskipun latihan diadakan setiap tahun, Rusia mengikuti pelatihan ini dengan cermat karena ketegangan yang meningkat dengan NATO. Washington secara sepihak menarik diri dari perjanjian Medium Range Nuclear Forces (INF) dua tahun lalu. Belum jelas apakah perjanjian New Strategic Weapons Reduction Agreement (New START), perjanjian non-proliferasi penting lainnya, akan berakhir pada awal 2021.
Bulan lalu, dua pesawat bomber B-52 AS melakukan pelatihan penyerangan di Kaliningrad, Rusia.