Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Pasukan Rusia Jinakkan 1000 Ranjau di Nagorno-Karabakh

JakartaGreater – Pasukan Penjaga perdamaian Rusia telah membersihkan pinggiran selatan ibukota Nagorno-Karabakh, Stepanakert, dari ranjau, ujar Kementerian Pertahanan Rusia, Kamis, dirilis TASS, 3-12-2020.

“Penjinak ranjau Rusia menemukan dan menjinakkan sekitar 100 alat peledak dalam satu hari terakhir. Alat peledak dibawa ke area dengan perlengkapan khusus dan dinonaktifkan sesuai dengan persyaratan keselamatan,” bunyi pernyataan itu.

Sebelumnya, Pasukan penjaga perdamaian Rusia telah membersihkan ranjau hampir 10 km dari jalan dan menjinakkan sekitar 1.000 bahan peledak di koridor Lachin di Nagorno-Karabakh, pada hari Selasa, 1-12-2020.

“Penjaga perdamaian Rusia telah menjinakkan bahan peledak di daerah di koridor Lachin dan memastikan pekerjaan yang aman dari kru perbaikan untuk memulihkan saluran listrik bertegangan tinggi yang hancur selama aksi tempur,” kata kementerian itu.

Selama operasi penjaga perdamaian di Nagorno-Karabakh unit Insinyur membersihkan lebih dari 29 hektar tanah dan sekitar 10 km jalan, memeriksa lebih dari 100 rumah dan fasilitas sosial penting dan menemukan serta menjinakkan sekitar 1.000 bahan peledak, menurut pernyataan itu.

Semua bahan peledak dan amunisi, yang tidak meledak, dibawa ke tempat tembak yang dilengkapi peralatan khusus untuk dihancurkan. Sappers meledakkan amunisi di tempat kejadian jika tidak aman untuk mengevakuasi mereka.

Penjaga perdamaian Rusia juga memastikan pekerjaan yang aman dalam memulihkan saluran listrik, pipa gas, saluran komunikasi, dan sub-stasiun transformator. Selama hari-hari terakhir, tiga tiang saluran listrik, 1.200 meter pipa gas, lebih dari 1.500 meter saluran komunikasi dan 2 sub-stasiun transformator telah dipulihkan.

Bentrokan antara Azerbaijan dan Armenia meletus pada 27 September 2020, dengan pertempuran sengit berkecamuk di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.

Konflik atas Nagorno-Karabakh, wilayah sengketa yang pernah menjadi bagian dari Azerbaijan sebelum pecahnya Uni Soviet, tetapi sebagian besar dihuni oleh etnis Armenia, pecah pada bulan Februari 1988 setelah Daerah Otonomi Nagorno-Karabakh mengumumkan penarikannya dari Republik Azerbaijan.

Pada tahun 1992-1994, ketegangan memuncak dan meledak menjadi aksi militer skala besar untuk menguasai daerah kantong dan 7 wilayah yang berdekatan setelah Azerbaijan kehilangan kendali atas mereka.

Pada 9 November 2020, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menandatangani pernyataan bersama tentang gencatan senjata lengkap di Nagorno-Karabakh mulai 10 November 2020. Pemimpin Rusia tersebut mengatakan bahwa Azerbaijan dan Armenia akan mempertahankan posisi mereka dan penjaga perdamaian Rusia akan dikerahkan ke wilayah tersebut.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, titik-titik pengamatan Rusia telah didirikan di sepanjang garis kontak di Nagorno-Karabakh dan Koridor Lachin yang menghubungkan wilayah tersebut dengan Armenia. Komando operasi penjaga perdamaian ditempatkan di ibu kota Nagorno-Karabakh, Stepanakert.

Share:

Penulis: