JakartaGreater – Turki melanjutkan pembicaraan dengan Rusia tentang potensi pasokan resimen kedua sistem pertahanan rudal S-400, ujar Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, pada hari Kamis, 14/1/2021.
“Sulit sekali bagi Ankara untuk menolak pembelian sistem pertahanan udara Rusia S-400. Kami berharap bahwa perbedaan dengan AS dalam masalah ini akan diselesaikan melalui dialog,” ungkap saluran TV Haber mengutip pernyataan menteri tersebut. “Turki terus mengadakan pembicaraan dengan Rusia untuk memperoleh resimen kedua S-400”, dirilis TASS.
Hulusi Akar juga mencatat bahwa tidak akan ada dislokasi khusus untuk sistem S-400 di Turki. Sistem dapat direlokasi jika diperlukan, tambahnya.
Pada 11 Januari, Kepala Kepresidenan Industri Pertahanan Turki Ismail Demir mengatakan bahwa sistem pertahanan rudal S-400 siap digunakan di Turki.
Rusia dan Turki menandatangani kesepakatan pengiriman sistem rudal anti-pesawat S-400 ke Ankara pada tahun 2017. Turki adalah negara NATO pertama yang membeli sistem tersebut dari Rusia.
Keputusan Turki untuk memperoleh sistem rudal permukaan-ke-udara S-400 buatan Rusia menyebabkan reaksi negatif yang tajam dari Amerika Serikat dan NATO secara keseluruhan.
Amerika Serikat tidak mengabaikan upayanya untuk membuat Turki menyerahkan sistem pertahanan udara Rusia.
Pada Oktober 2020, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Ankara tidak akan melepas sistem S-400 meskipun ada tekanan AS. Dia juga menolak ancaman sanksi dan menyarankan Amerika Serikat pada akhirnya harus berhenti mengancam dan mencoba memaksaka Turki.