Militer Internasional – Pesawat tempur Rusia telah menciptakan situasi yang tidak aman terhadap fregat HNLMS Evertsen (F805) di Laut Hitam, ujar Kementerian Pertahanan Belanda, 30-6-2021.
Peristiwa Itu terjadi Kamis, 29-6-2021 ketika kapal fregat angkatan laut Belanda, HNLMS Evertsen berada di tenggara Krimea.
Pesawat-pesawat Rusia berulang kali mengganggu fregat De Zeven Provincien Class, HNLMS Evertsen antara sekitar pukul 15:30 dan 20:30 waktu setempat, ujar Kemhan Belanda.
Mereka terbang sangat rendah dan dekat, melakukan serangan tipuan. Para pesawat tempur dipersenjatai dengan bom dan Rudal udara-ke-permukaan yang dimaksudkan bisa menembak sasaran dari udara. Setelah berjam-jam intimidasi, gangguan pada peralatan elektronik Evertsen juga terjadi. Tindakan Rusia bertentangan dengan hak untuk menggunakan laut secara bebas, ungkap pihak Belanda.
Menurut Kementerian Pertahanan Belanda, tindakan Rusia bertentangan dengan kesepakatan bersama, sebagaimana diatur dalam perjanjian INCSEA. Perjanjian itu harus mencegah situasi tidak aman di laut.
Tak ada alasan untuk tindakan pesawat tempur Rusia itu, ujar Komandan fregat Evertsen, Kapten Muda (kapitein-luitenant ter zee) George Pastoor.
“Fregat Evertsen berlayar di laut lepas di perairan internasional. Tidak ada alasan apa pun untuk tindakan agresif ini. Meskipun demikian, serangan tiruan berlanjut selama beberapa jam. Itu adalah perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak aman di laut”, ungkap Kapten Muda Pastoor.
Menteri Pertahanan Belanda, Ank Bijleveld-Schouten menyebut tindakan Rusia itu “tidak bertanggung jawab”.
“Fregat HNLMS Evertsen memiliki hak untuk berlayar di sana. Tidak ada pembenaran apa pun untuk tindakan agresif semacam ini, yang juga secara tidak perlu meningkatkan risiko kecelakaan. Belanda akan berbicara dengan Rusia tentang hal ini”, ujarnya.
Fregat Evertsen adalah bagian dari Grup Serang Kapal Induk Inggris. Fregat pertahanan udara dan kapal komando ini berpatroli di Laut Hitam dengan HMS Defender Inggris. Kapal-kapal berlatih dengan sekutu dari wilayah tersebut dan mengunjungi beberapa pelabuhan.
https://twitter.com/I30mki/status/1409958276477833219?s=20
Tanggapan dari Rusia
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan satu fregat Belanda bergerak menuju Selat Kerch dan pesawat tempur serta pesawat pengebom Rusia dikerahkan untuk mencegah pelanggaran perbatasan. Insiden itu terjadi keesokan harinya setelah sebuah fregat Inggris masuk ke perairan teritorial yang diklaim Rusia.
“Pada tanggal 24 Juni 2021, sarana Armada Laut Hitam untuk memantau pergerakan kapal NATO di Laut Hitam dan menetapkan bahwa fregat Belanda The Evertsen mengubah arah di perairan internasional dan mulai bergerak menuju Selat Kerch. Untuk mencegah pelanggaran wilayah perairan Rusia, pesawat tempur Sukhoi Su-30 dan pesawat pengebom Sukhoi Su-24 dikerahkan untuk terbang di dekat kapal angkatan laut Belanda pada jarak yang aman,” kata Kementerian Pertahanan, seraya menambahkan bahwa fregat itu segera berbalik dari perbatasan Rusia dan melanjutkan perjalanan semula.
Pesawat-pesawat itu secara ketat mengikuti aturan internasional, ujar Kementerian Pertahanan Rusia, 30-6-2021.
Semua penerbangan dengan pesawat Rusia dilakukan sesuai dengan aturan internasional menggunakan wilayah udara,” kata Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip TASS.
Pesawat-pesawat kembali ke pangkalan setelah memenuhi tugas penerbangan mereka.
Prancis Bereaksi
Prancis ikut bersuara atas insiden yang dikeluhkan oleh Kementerian Belanda, soal tindakan Rusia.
Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly, mengatakan: “Solidaritas penuh dengan sekutu Belanda kami dengan siapa kami berbagi keterikatan mendalam yang sama dengan hukum internasional”.
“Laut Hitam tidak boleh menjadi tempat konfrontasi”, ungkap Florence Parly, 30-6-2021.
Pleine solidarité avec nos alliés néerlandais avec lesquels nous partageons un même profond attachement au droit international. La mer Noire ne doit pas devenir un espace de confrontation. https://t.co/aeGkwmDbN8
— Florence Parly (@florence_parly) June 30, 2021
Insiden dengan Kapal Perang Inggris
Sebelumnya pada 23/6/2021, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa Armada Laut Hitam dan Layanan Keamanan Federal Rusia mencegah kapal perusak HMS Defender Inggris karena melanggar perbatasan Rusia di dekat Cape Fiolent di Krimea.
“Sebuah kapal penjaga perbatasan melepaskan tembakan peringatan, sementara sebuah pesawat pengebom SU-24M dipaksa untuk menjatuhkan bom peringatan di depan kapal perusak sebelum kapal itu berbalik dan meninggalkan perairan Rusia”, ujar Kementerian Pertahanan Rusia.
Kementerian Pertahanan Inggris mengklaim bahwa destroyer HMS Defender melakukan “lintasan yang tidak bersalah melalui perairan teritorial Ukraina sesuai dengan hukum internasional” dan menolak klaim Kementerian Pertahanan Rusia bahwa tembakan peringatan ditembakkan atau bom dijatuhkan di jalur kapal perusak.
“Kapal Angkatan Laut Kerajaan sedang melakukan lintas damai melalui perairan teritorial Ukraina sesuai dengan hukum internasional,” kata layanan pers Kementerian Pertahanan di Twitter-nya, Rabu 23-6-2021, merujuk pada hak yang diakui secara internasional untuk berlayar melalui perairan teritorial suatu negara asalkan tidak membahayakan.
Mennggapi pernyataan Inggris itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan bahwa Rusia memiliki hak untuk “membom tepat sasaran”, ketika kapal perang asing melanggar perbatasan laut mereka.
Ke depannya, Moskow tidak akan mengesampingkan tanggapan balas dendam jika provokasi yang melanggar perbatasan Rusia terjadi lagi, serupa dengan insiden destroyer HMS Defender Inggris di Laut Hitam, ujar Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, Kamis, 24-6-2021.