Militer Indonesia dari Batalyon Artileri Medan, Yonarmed 6/3 Kostrad terus berinovasi untuk meningkatkan kemampuan tempur mereka, di tengah kemajuan teknologi yang kini serba digital.
Salah satu yang dilakukan adalah mengembangkan Sistem Drone Peninjau Tamarunang (SIDRAJAT), dengan memanfaatkan drone komersial.
Drone SIDRAJAT ini dikembangkan untuk menjadi peninjau tembakan, yang membantu prajurit Yonarmed 6/3 Kostrad dalam menentukan maupun mengoreksi jatuhnya peluru meriam di medan pertempuran.
Dalam akun instragramnya, 4 Desember 2022, Yonarmed 6/3 Kostrad menampilkan video, mulai dari matriks tabel tembak, uji coba penerbangan drone, identifikasi target hingga penghancuran sasaran.
Baca juga: UAV untuk Intelijen Pertempuran dan ‘Mata’ Artileri Pussenarmed
Dengan adanya Sistem Drone Peninjau Tamarunang ini, diharapkan Yonarmed 6/3 Kostrad, memiliki daya pukul yang kuat dan tepat sasaran dalam mengoperasikan artileri medan.
Inti dari filosofi senjata adalah bisa menembak dan tepat sasaran. Untuk itu muncullah istilah “Man Behind The Gun”. Pentingnya unsur manusia dalam penggunaan senjata diwujudkan prajurit Yonarmed 6/3 Kostrad dengan membangun Sistem Drone Peninjau Tamarunang SIDRAJAT, meski menggunakan drone komersial.
Batalyon Artileri Medan 6/Kostrad atau Yon Armed 6/105/Tarik/Tamarunang merupakan satuan bantuan tempur (satbanpur) organik Divisi Infanteri 3/Kostrad, yang bermarkas di Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Radar Indonesia, Satelit Militer dan Tantangan Rudal Hipersonik
Yon Armed 6/105 Tarik memiliki tugas pokok melakukan bantuan tembakan utama di darat secara dekat, terus-menerus dan tepat pada waktunya untuk satuan yang dibantu, dengan cara menghancurkan/menetralisir sasaran yang mengganggu tercapainya tugas pokok satuan terdepan.
Adapun alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digunakan oleh Yonarmed 6/3 Kostrad, antara lain meriam KH-178 105mm, Tarik.
*photo cover: Yonarmed 6/3 Kostrad.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.