New York – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak Azerbaijan dan Armenia segera mengakhiri bentrokan di Karabakh Atas, atau wilayah Nagorno-Karabakh.
Antonio Guterres mengutuk penggunaan kekuatan dan kematian warga sipil dan meminta para pihak untuk segera menghentikan pertempuran, mengurangi ketegangan dan kembali ke perundingan “yang berarti” tanpa penundaan, kata juru bicaranya dalam sebuah pernyataan pada Minggu, 27-9-2020.
Pernyataan itu juga menyebut bahwa Guterres akan berbicara melalui telepon dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, dirilis Antara, Senin, 28-9-2020.
Departemen Luar Negeri AS melalui pernyataan tertulis juga meminta kedua negara untuk segera mengakhiri bentrokan.
“Amerika Serikat khawatir dengan laporan aksi militer skala besar di sepanjang Garis Kontak di zona konflik Nagorno-Karabakh yang telah mengakibatkan korban jiwa yang signifikan, termasuk warga sipil. Kami menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga mereka yang tewas dan terluka,” kata pernyataan itu. “Amerika Serikat mengutuk dengan tegas peningkatan kekerasan ini.”
#KARABAKH – An Azerbaijani armed drones destroyed an Armenian military truck and other military positions. pic.twitter.com/IkDiHv9opX
— Ali Özkök (@Ozkok_A) September 28, 2020
Pernyataan tersebut menekankan bahwa Wakil Menteri Stephen Biegun memanggil Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov dan Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan “untuk mendesak kedua belah pihak untuk segera menghentikan permusuhan, untuk menggunakan hubungan komunikasi langsung yang ada di antara mereka untuk menghindari eskalasi lebih lanjut, dan untuk menghindari retorika yang tidak membantu dan tindakan yang semakin meningkatkan ketegangan di lapangan. ”
??#Azerbaijan published new drone footage from the destruction of Armenian Armed Forces tanks in #Karabakh. pic.twitter.com/S1WwD7e4uh
— Ali Özkök (@Ozkok_A) September 28, 2020
Amerika Serikat menilai partisipasi dalam kekerasan yang meningkat oleh pihak luar akan sangat tidak membantu dan hanya memperburuk ketegangan regional.
“Kami mendesak pihak untuk bekerja dengan Minsk Group Co-Chairs untuk kembali ke negosiasi substantif secepat mungkin. Sebagai Ketua Bersama OSCE Minsk Group, Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk membantu kedua pihak mencapai penyelesaian konflik yang damai dan berkelanjutan,” demikian pernyataan tersebut.
The Ministry of Defense of #Azerbaijan publishes footage of battles in #Karabakh, including artillery and mortar strikes, as well as the use of MLRS. pic.twitter.com/8OTqAfydWp
— Ali Özkök (@Ozkok_A) September 28, 2020
Bentrokan di perbatasan pecah pada Minggu setelah pasukan Armenia menargetkan permukiman sipil dan posisi militer Azerbaijan.
Hubungan antara kedua negara bekas Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, atau wilayah Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.
Empat resolusi Dewan Keamanan PBB dan 2 resolusi Majelis Umum PBB serta banyak organisasi internasional menuntut penarikan pasukan pendudukan. OSCE Minsk Group, yang diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan AS, dibentuk pada 1992 untuk menemukan solusi damai atas konflik tersebut, tetapi tidak berhasil.
Azerbaijan continues targeting #Armenian’n villages of #Artsakh #Martuni #NKpeace #ArtsakhStrong pic.twitter.com/PBmkc6MlLr
— Government of Armenia (@armgov) September 28, 2020
Bentrokan Hari Kedua
Pasukan Armenia dan Azerbaijian pada Senin pagi, 28-09-2020 terlibat bentrokan hari kedua terkait Nagorno-Karabakh dan saling menuduh menggunakan artileri berat. Otoritas Nagorno-Karabakh melaporkan sudah lebih dari 15 tentaranya yang tewas dalam serangan itu, dirilis Antara.
Baku tembak antara pasukan Armenia dan Azerbaijan itu merupakan yang paling sengit terjadi sejak 2016. Nagorno-Karabakh adalah wilayah yang berada di Azerbaijan namun dikendalikan oleh etnis Armenia.
Otoritas wilayah yang memisahkan diri itu mengatakan pihaknya telah kembali menguasai beberapa daerah yang sempat lepas pada Minggu (27/9/2020), dan menyebutkan bahwa Azerbaijan telah menggunakan artileri berat dalam melakukan serangan. Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pasukan Armenia menembaki Kota Terter.
Korban Terus Bertambah
Kementerian pertahanan Karabakh mengatakan 27 pejuang tewas dalam pertempuran – setelah sebelumnya melaporkan 28 tewas – sehingga total kerugian militer mereka menjadi 58 orang. Korban tewas secara keseluruhan meningkat menjadi 67 termasuk sembilan kematian warga sipil: tujuh di Azerbaijan dan dua di pihak Armenia, dirilis Aljazeera.com, 28-09-2020.
Azerbaijan belum melaporkan adanya korban militer, tetapi pejabat separatis Armenia merilis rekaman yang menunjukkan kendaraan lapis baja yang terbakar dan tentara berdarah dan hangus yang dikatakannya adalah pasukan Azerbaijan.
At least 21 people were killed in a second day of heavy clashes between Armenia and Azerbaijan over the territory of Nagorno-Karabakh that reportedly involved air power, missiles and heavy armor https://t.co/K4zJq0dBpJ
— Reuters (@Reuters) September 28, 2020
Sementara dalam catatan Reuters, pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan meningkat tajam pada hari Senin 28-09-2020, di sekitar wilayah pegunungan Nagorno-Karabakh dan setidaknya 30 orang tewas dalam bentrokan besar hari kedua.
Semoga cukup perang terbatas saja setelah beberapa hari gencatan senjata dan damai lagi,
….eman2 cewek2 sana schantik2 soalnya
kamu salah lagi dek…!!!
justru karna itu mereka lagi mengurangi populasi pria nya agar bisa satu banding tiga apa empat…!!!
atau mengutangi angka penganguran dan kemiskinan dikedua negara…gitu dek…!!!
Makanya kasihan kalau banyak yg nganggur pada akhirnya, mau diimport ke sini pun susah masa pandemi ini…xixixixixi
dan negara tercintaku msh menjungjung tinggi pendapat bahwa kita adalah macan asia,lawan pakai bambu runcing saja menang aplagi pakai persenjataan perang dunia kedua…
ironis
kalou itu bukan urusan saya dek…jadi jangan ngomel sama saya dek…!!!
Lumayan buat Promosi Alutsista