Jakartagreater.com – TNI AL dengan Kapal Perang Pasukan Beladiri Jepang (JMSDF) menggelar latihan bersama berupa Passing Exercise (Passex) di ZEEI Barat daya Pulau Jemaja hingga keluar dari Perairan Natuna Utara, Selasa 6-10-2020, dirilis Situs TNI AL.
TNI AL menugaskan unsur gelar operasi BKO Gugus Tempur Laut Koarmada I (Guspurla Koarmada I) yaitu KRI John Lie-358 dan KRI Sutanto-377, dalam latihan tersebut, sedangkan JMSDF melibatkan unsur JS KAGA (DDH 184) dan JS Ikazuchi (DD 107).

Gugus Tempur kedua negara yaitu TNI AL dan JMSDF setelah melaksanakan Rendezvous (RV) di ZEEI Barat Daya Pulau Jemaja, dilanjutkan melaksanakan salute and greetings antara Danguspurla Koarmada I Laksma TNI Dato Rusman dengan Rear Admiral Konno Yasushige Commander of Escort Flotilla 2. Komandan Guspura Koarmada I menyampaikan salam hormat dan selamat datang kepada Commander of Escort Flotilla 2 JMSDF di perairan ZEEI.
Latihan bersama dilanjutkan dengan komunikasi menggunakan isyarat bendera yang dipimpin oleh KRI John Lie-358, latihan RAS Approach/RASAP yaitu prosedur manuver dalam pemindahan logistic yang dipimpin oleh JS KAGA.

Dalam kegiatan latihan bersama tersebut, dilaksanakan pertukaran cinderamata antara Danguspurla Koarmada I dan Komandan KRI John Lie dengan RADM Konno dan JS KAGA, serta antar Komandan KRI Sutanto dengan JS Ikazuchi.
Materi latihan dilanjutkan dengan Manuver Taktis/Tactical Maneuver yang di pimpin oleh KRI Sutanto dan diakhiri dengan Farewell Pass. Pada akhiri latihan RADM Konno Yasushige, Commander of Escort Flotilla 2 mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Danguspurla Koarmada I dan kedua unsur KRI dalam latihan tersebut.
?Indo-Pacific Deployment 2020?
The IPD units??, JS KAGA (DDH 184) and JS IKAZUCHI (DD 107) conducted a maritime exercise with the Indonesian Navy?? off the west coast of Natuna Islands to strengthen trust and cooperation on maritime security.????#FreeandOpenIndoPacific pic.twitter.com/QYHOsxaOlk— Japan Maritime Self-Defense Force (@jmsdf_pao_eng) October 7, 2020
Komandan Guspurla Koarmada I Laksamana Pertama TNI Dato Rusman menyampaikan:
- Kami sangat senang bertemu dan latihan bersama dengan Kapal Perang Pasukan Beladiri Jepang.
- Berlatih dengan Angkatan Laut negara sahabat yang professional untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam menjaga stabilitas kawasan.
Secara terpisah Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid K, menyampaikan :
- Pada masa Pandemik Covid-19 ini TNI AL dalam hal ini Koarmada I secara aktif melakukan peran diplomasi militer.
- Salah satunya melaksanakan latihan bersama dengan negara-negara sahabat menggunakan metode Passing Exercise untuk mempererat hubungan internasional dan menjaga stabilitas di kawasan.
KRI John Lie-358 yg merupakan salah satu korvet andalan TNI AL terlihat sangat minim sekali persenjataannya, sudah kapalnya kecil persenjataan minimalis tapi lautnya luas, jangan ditanya lanjut kondisi KRI Sutanto-377 jauh lebih miris lagi, kasihan para prajurit laut kita menjaga halaman depan negara ditengah samudra jauh dari keluarga dan negara, sungguh sangat memprihatinkan semoga mereka semua yang bertugas di kapal diberi kesehatan, kekuatan, perlindungan oleh Tuhan dan dihindarkan dari segala marabahaya dan ancaman, begitu juga dengan keluarga mereka.
Ya semoga prajuritnya tetap bangga dan semboyan jalesveva jayamahe tetap bergaung. Walau persenjataan minim. Pertahanan udaranya kurang
Ibarat pepatah membangun pos perbatasan bagus bagus tapi yang jaga minim alutsista dan seadanya saja, lalu kalau itu pos dengan gampanganya ditabrak tank musuh sampek rubuh..apa enggak percuma ya bangun pos bagus bagus..
Paling tidak pos perbatasan kita bagus, siapa tahu musuh eman-eman kalau mau nabrak pakai tank
Kalau pos perbatasan di laut yang bagus itu kalau kapal perang musuh masuk garis wilayah kita, sensor mereka bunyi kalau sudah dikunci sama radar pertahanan kita, syukur2 bisa dijammer semua peralatan elektronik kapal dikendalikan berlayar keluar dari wilayah kita lagi.
Jadi intinya dari 2 jawaban itu sama dong bang sama sama berupa harapan saja heheh..sebenernya dari semua pendapat dan perdebatan saya lebih setuju prinsip hitler dalam bernegara, ekonomi dituntun oleh pedang dan kekuatan bukan sebaliknya. Kekuatan militer disini yg saya maksud yg mampu menekan kekuatan bangsa luar bukan yg cuma dipakai nekan bangsa sendiri seperti era pak nganu